.com - Tujuan utama sebagian besar perusahaan dan pengiklan yakni menciptakan kita menghabiskan uang hasil kerja keras kita untuk hal-hal yang sebetulnya tidak kita perlukan. Trik yang mereka gunakan seringkali begitu lihai, sehingga bahkan konsumen yang paling kritis pun sering terjebak.
Namun, bukan berarti kita tak sanggup menghindar dari trik dagang para produsen tersebut. Karena pengetahuan yakni kekuatan, maka di bawah ini Anda akan menemukan sepuluh taktik yang paling sering dipakai pedagang yang harus Anda ketahui. Ini akan membantu Anda membelanjakan uang dengan cara yang lebih tepat.
1. Memberi Anda snack gratis
Kebanyakan orang akan sangat bahagia ketika restoran memperlihatkan camilan gratis. Padahal, snack gratis yang Anda dapatkan biasanya mengandung banyak garam, yang akan menciptakan Anda memesan minuman tambahan. Demikian juga dengan roti dan masakan panggang lainnya, masakan ini akan menciptakan Anda semakin lapar. Ada juga bukti yang memperlihatkan orang akan memberi uang tips lebih besar ketika bon mereka diselipkan permen gratis.2. Pewarnaan makanan
Warna masakan seringkali dipakai untuk mengakali kita ketika membeli produk. Buah-buahan yang berwarna-warni mencolok akan lebih banyak disukai anak-anak, padahal rasanya sama persis dengan buah yang warnanya kurang mencolok.Karenanya, selain dari semua pewarna dan perasa buatan, produsen jus jeruk meningkatkan warna jus dengan menambahkan jus mandarin berwarna cerah dan pigmen dari kulit jeruk.
3. Manipulasi ukuran
Saat menentukan minuman diantara ukuran kecil, sedang atau besar di restoran, pastikan apa yang Anda bayarkan setimpal dengan yang Anda dapatkan. Karena biasanya, perbedaan ukuran ketiganya sangat tipis (padahal perbedaan harganya cuku besar). Agar untung, Supermarket juga sering menerapkan trik yang sama dengan mengecilkan ukuran produk, sementara harga tetap.4. Efek digit sebelah kiri
Pernahkan Anda sadar banderol harga-harga di pertokoan sering diakhiri dengan angka .999? Misal harga sepotong t-shirt ditempeli harga Rp. 199.999,-. Ini dibentuk alasannya yakni pelanggan cenderung secara otomatis akan mengabaikan apapun angka yang tertulis sesudah titik desimal. Otak Anda akan menipu Anda dengan berpikir bahwa harga Rp.199.999,- yakni masih dikisaran Rp. 100 ribuan, padahal yang sebetulnya harga yang harus Anda bayar yakni Rp.200.000,-.Trik lain yakni menghilangkan angka sesudah titik desimal. Seporsi masakan seharga Rp.85.000,- mungkin tampak mahal, tapi kalau hanya ditulis Rp. 85 K, akan menciptakan konsumen berasumsi angkanya tidak terlalu banyak. Ada juga restoran yang menuliskan angka sesudah titik desimal dengan ukuran kecil. Sepiring Nasi goreng dihargai Rp. 19.999, tampak jadi lebih murahkan?
5. Menyembunyikan materi pelengkap tak sehat
Belakangan, semenjak orang mulai memperhatikan kualitas masakan yang mereka makan, produsen masakan punya cara untuk menyembunyikan senyawa tak sehat dalam deskripsi produknya. Faktanya, gula sering disamarkan dengan terminologi lain menyerupai maltodextrin, fruktosa, glukosa, sirup dan sukrosa.6. Prinsip kelangkaan
Jika Anda melihat produk dengan harga khusus yang ditawarkan untuk waktu yang terbatas, pastikan Anda mengusut apakah masih dijual hari berikutnya ketika Anda mengunjungi toko. Ini alasannya yakni penjual sering memakai seni administrasi semacam itu untuk memaksa Anda menciptakan keputusan cepat, tanpa berpikir panjang untuk mengecek apakah harga yang ditawarkan memang lebih murah atau malah sama saja dengan harga normal.7. Format harga di menu
Restoran seringkali sengaja menghilangkan tanda Rupiah dalam menunya (hanya tertulis 55.000 padahal seharusnya Rp.55.000,-). Ini dibentuk untuk mengatakan kesan bahwa pelanggan sebetulnya tidak membayar masakan dengan uang sungguhan. Bahkan, ada bukti ilmiah bahwa orang menghabiskan lebih banyak uang di restoran yang memakai template hidangan semacam itu.8. Menggunakan iklan yang menyesatkan
Berpikirlah sebelum membeli, alasannya yakni banyak dari apa yang Anda lihat dalam iklan sebetulnya yakni kebohongan! Iklan kendaraan beroda empat sering difilmkan tanpa memakai kendaraan beroda empat sungguhan, misalnya.Demikian pula, gelembung sabun sering dipakai untuk menciptakan minuman terlihat lebih menyegarkan, lem dipakai sebagai pengganti susu dalam iklan sereal, dan zat yang disebut gliserin cenderung dipakai untuk menciptakan banyak sekali produk terlihat dingin, basah, dan segar.
9. Ilusi nol kalori
Selain air, hampir mustahil materi apa pun sama sekali tidak mengandung kalori. Bahkan, aturan AS secara resmi mengizinkan apa pun yang berisi sampai 5 kalori untuk diberi label Zero Calorie (nol kalori).Selain itu, banyak produk 'nol kalori' mengandung banyak aditif jahat untuk mengganti komponen tradisional.
0 komentar:
Posting Komentar