Klik Jenis-Jenis Bonsai, Bonsai Pohon Kelor, Bonsai Buah-Buahan, Kelapa, Serut, Beringin, Asem, Sancang, Kaliage, Aquascape, Anting Putri, Loa, Arabika, Adenium, Asoka, Ampelas, Azalea

5 Tipe Cara Bimbing Orangtua Yang Merusak Mental Anak

.com - Bagaimana kekerabatan terhadap orangtua akan mensugesti kita sepanjang hidup dan membentuk kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan diri. Jika cukup beruntung, orangtua akan menawarkan imbas positif pada kehidupan kita, namun kalau tidak, maka yang terjadi ialah sebaliknya. Pertanyaannya, apa yang akan terjadi kalau kita tumbuh dalam rumah bersama orangtua 'bermasalah'?

Dr. Terri Apter, seorang psikolog dan pengarang buku 'Difficult Mothers: Understanding and Overcoming Their Power', telah banyak meneliti wacana para orangtua bermasalah. Dalam bukunya, ia mendefenisikan lima tipe orangtua yang bisa merusak mental anak dan bagaimana cara mengubah dampak negatif yang mereka tinggalkan menjadi energi positif.


Para orangtua yang mempunyai anak kecil juga akan menemukan materi menarik. Pengetahuan ini akan mencegah orangtua membuat banyak kesalahan ketika membesarkan anak. Memungkinkan mereka untuk bisa membesarkan anak yang sehat, sukses dan bahagia.

1. Orangtua pemarah

Setiap orangtua biasanya akan makin gampang murka dari waktu ke waktu, terutama ketika ia sedang capek atau stress, atau ketika anak sedang dalam ancaman dan ia harus memperingatkan sang anak, atau ketika ada pelajaran hidup yang harus diajarkan dengan tegas.

Meski tak ada anak yang suka dimarahi, biasanya kemarahan orangtua yang sesekali takkan merusak hubungan. Masalah dimulai ketika sang orangtua terus-terusan murka dan memakai kemarahannya untuk mengendalikan keluarganya.

Saat kemararahan secara terus-menerus menghantui mereka, bawah umur akan menjadi selalu awas dan bersiap menghadapi amukan emosional orangtua selanjutnya. Dalam jangka panjang, situasi tertekan ini sanggup mengakibatkan kerusakan fisik pada otak anak. Ketika ia selalu dibawah stres terus-menerus, otak mereka akan menghasilkan lebih sedikit koneksi mental yang diharapkan untuk pengaturan emosi.

Konsekuensinya, bawah umur tak bisa untuk menenangkan diri dan mengendalikan reaksi mereka. Selain itu, kalau duduk masalah ini tak segera diatasi, akan terbawa hingga dewasa. Bahkan, banyak orang cerdik balig cukup akal mengaku mereka masih gugup ketika melihat orangtuanya murka dan tumbuh dengan perasaan bahwa semua yang mereka lakukan selalu salah.

Orang-orang ini karenanya akan menjadi appeasers (penyenang) yang akan melaksanakan apa pun untuk menyenangkan orang lain. Jika ini terjadi pada diri Anda, manfaatnya ialah Anda akan banyak disenangi orang alasannya ialah Anda tahu cara menenenangkan seseorang ketika dalam situasi memalukan.

Namun, jangan biarkan kecenderungan Anda untuk membantu dan menolong orang lain membuat Anda selalu harus tampak menyerupai pertemanan sejati. Anda harus membiarkan orang lain melihat langsung Anda yang sebenarnya, langsung yang Anda sembunyikan semoga tidak membuat murka orang lain.

2. Orangtua Pengendali

Orangtua pengendali akan mencoba mengontrol seluruh aspek kehidupan sang anak, hingga titik dimana mereka akan memberi tahu apa yang harus anak lihat, bagaimana mencicipi dan apa yang harus diinginkan.

Dalam kekerabatan yang sehat antara orangtua dan anak, kontrol dipakai untuk membentuk nilai-nilai umum dan sarana penyampai hukum yang tegas. Tapi pada ketika yang sama, orangtua harus tetap mendengarkan kebutuhan anak dan menghargai kemampuan anak untuk membuat keputusan sendiri.

Di sisi lain, orangtua pengendali punya kecenderungan menjadi penyampai pesan merusak seperti, "Ibu tahu persis apa yang kau butuh dan apa yang kau tak butuh", atau, "Kamu harus jadi orang menyerupai yang Bapak mau dan itu lebih penting dari yang kau mau." Orangtua jenis ini melihat diri mereka sebagai penguasa tunggal dari pikiran anak mereka.

Anak yang selalu mendengar kata "Ibu selalu benar" akan menjadi anak yang tak percaya pada apa yang bergotong-royong mereka inginkan dan butuhkan serta menjadi tak mengerti akan potensi dirinya. Bahkan untuk membuat sebuah keputusan sederhana untuk mereka sendiri, akan membuat mereka selalu was-was. Anak akan menjadi lebih sering berbohong hanya untuk menyenangkan orangtuanya.

Jika Anda merasa menderita situasi menyerupai ini dimasa lalu, ketahuilah bahwa pengalaman tersebut tetap ada hikmahnya. Saat ini Anda mungkin menjadi langsung yang selalu penuh pertimbangan dan selalu berhati-hati sebelum mengungkapkan sesuatu kepada orang lain, yang mungkin akan tidak oke dengan Anda dan menyeret Anda kedalam perdebatan yang tak perlu.

Namun, bahkan ketika telah cerdik balig cukup akal dan jauh dari orangtua, Anda mungkin masih membawa banyak bekas luka masa kecil. Jika Anda bisa menyebarkan pengalaman dengan seseorang yang Anda sayangi (atau pada seorang psikolog), kemungkinan besar Anda bisa menemukan beberapa hal bermasalah yang memengaruhi kepribadian cerdik balig cukup akal Anda.

Disarankan, Anda bisa membuat daftar semua hal yang Anda anggap menarik dan mengubahnya menjadi daftar keinginan yang bisa Anda lakukan kedepan (tentu saja hal-hal yang bersifat positif). Ini mempunyai kegunaan untuk mengatasi rasa selalu dikendalikan dan dibungkam. Anda akan merealisasi dan mengekspresikan keinginan diri sendiri.



3. Orangtua Narsistis

Narsis membuat orang kehilangan tenggang rasa pada orang lain dan menjadi langsung yang egois. Karenanya, ketika gangguan mental ini terjadi pada orangtua, bawah umur dari orangtua narsistis biasanya menderita kurangnya lisan emosional dan kurang kasih sayang. Dua hal yang penting bagi perkembangan kepribadian anak.

Orangtua jenis ini selalu melihat seseorang yang butuh perhatian malah dianggap sebagai pesaing. Sebagai contoh, anak yang mengeluh capek akan direspon dengan perkataan, "Jangan mengeluh capek, Ibu juga bekerja sepanjang hari, kau itu tidak tahu arti capek."

Cara berpikir yang egosentris  ini membuat para orangtua melihat anaknya menyerupai refleksi dirinya sendiri dan karenanya, mereka harus menjadi yang terbaik dalam segala hal semoga bisa sebanding dengannya. Ini membuat situasi yang membingungkan bagi anak yang terus-menerus berada dibawah tekanan. Mereka seakan terus memberi makan ego orangtuanya dengan impian menjadi anak yang luar biasa dan sempurna.

Orangtua narsis memuja perhatian dan kekaguman, sesuatu yang berasal dari harga diri yang rendah, tapi tak peduli seberapa keras anak berusaha menyenangkan mereka, mereka akan selalu merasa tidak puas.

Orang narsis biasanya tak punya banyak kekerabatan baik dengan orang lain, alasannya ialah ego mereka yang sering tersakiti oleh hal-hal sepele, mereka dengan sangat gampang memutuskan kekerabatan dengan teman-temannya atau men'judge' orang lain dengan tujuan menyakiti sebagai bentuk balas dendam.

Anak-anak yang tumbuh dalam situasi ini sering takut kekerabatan mereka dengan orangtua sanggup rusak setiap saat, sehingga mereka sangat takut membuat orangtuanya tersinggung.

Jika Anda tumbuh dengan orangtua narsis, kelebihan yang Anda miliki dalam hidup ialah Anda mempunyai kemampuan diplomasi yang giat dan penyabar dalam mengejar tujuan yang sulit, tanpa mau mengalah pada diri sendiri. Di sisi lain, ada kemungkinan alasannya ialah Anda terbiasa dengan sikap ini, Anda tidak bisa menghargai pencapaian Anda atau Anda akan meninggalkan peluang untuk mencoba hal-hal gres alasannya ialah takut takkan berhasil dengan suasana gres tersebut.

Untuk membantu mengatasi hal ini, dan untuk mencapai tingkat kepuasan hidup yang lebih dalam, buatlah daftar semua hal yang telah Anda capai dalam hidup Anda, hal-hal yang membuat Anda merasa puas dan belajarlah mensyukuri pencapaian Anda tersebut.

4. Orangtua yang Iri Hati

Kebanyakan orangtua akan senang melihat anaknya bahagia, tapi bagi tipe orang bau tanah pencemburu, kesuksesan anak malah menjadi pemicu permusuhan.

Seorang anak yang pulang dari sekolah dengan kabar baik sambil berharap akan menerima hadiah senyuman di wajah orangtuanya akan menjadi kecewa bila mempunyai orangtua tipe ini. Orangtuanya malah akan memasang wajah tak puas sambil marah, "Suatu hari nanti kau akan mengerti kalau kau itu tak sehebat yang kau kira."

Dalam masalah yang tak terlalu ekstrim, orangtua awalnya akan terlihat antusias namun sesudah beberapa menit akan mengubah nadanya dan fokus pada menurunkan keberhasilan anak dengan berkata, "Kamu mulai banyak ngomong, kini tolong diam," atau "Ok, Bapak sudah dengar. Jangan terlalu pamerlah."

Alih-alih membangun kepercayaan diri anak dan memperlihatkan potensi mereka, orangtua yang cemburu malah mengabaikan perasaan gembira anak yang seharusnya mereka rasakan. Orangtua jenis ini memandang anak dan dalam kepalanya berpikir , "mengapa ia bisa begitu senang sementara saya tidak," atau, "mengapa ia punya peluang untuk sukses sementara saya harus terus-menerus kecewa."

Yang terjadi pada akhirnya, anak akan berguru bahwa hal-hal yang baik yang terjadi dalam hidupnya ternyata sanggup menyakiti orang lain, terutama orang yang dekat dengannya dan yang bergotong-royong ingin ia bahagiakan.

Iri hati yang dimiliki orangtua sering muncul ketika anak mencapai usia remaja dan mulai menemukan dunia untuk dirinya sendiri. Bukannya melihat anak itu sebagai sumber pujian dan bersukacita atas fakta bahwa anaknya telah berkembang, orangtua yang pencemburu merasa seperti mereka sanggup membuat kekerabatan yang nyaman dan kondusif kalau anak punya harga diri yang lebih rendah dari orangtuanya.

Jika tipe orangtua ini terdengar bersahabat di indera pendengaran Anda, pengalaman ini bergotong-royong juga punya hikmah. Ada peluang besar Anda telah berguru untuk mengabaikan orang yang dengki dengan Anda dan Anda tahu cara menjauhinya. Anda juga bisa menjadi tipe orang yang berjuang untuk keunggulan alasannya ialah didorong oleh ketidakpuasan orangtua Anda.

Tetapi kalau Anda masih berusaha menyenangkan dan menandakan diri kepada mereka, ingatlah bahwa orangtua Anda tidak akan pernah puas dan tidak ada yang sanggup Anda lakukan untuk mengubahnya.

Selain itu, banyak penelitian memperlihatkan bahwa mengejar persetujuan orang lain hanya akan menghalangi kebahagian kita sendiri. Sebaliknya, Ambillah kekuatan dan energi dari sesuatu yang Anda hargai dalam diri Anda dan cobalah untuk tidak selalu memperhatikan pendapat orang lain.

5. Orangtua yang tidak hadir secara emosional

Seringkali hasil dari depresi, atau narkoba dan kecanduan alkohol, orangtua akan menjadi tak hadir secara emosional bagi anak-anaknya, dan ini akan mengarah menjadi kekerabatan bermasalah antara orangtua dan anak. Orang bau tanah yang tak punya perasaan emosional pada anak dalam jangka panjang mempunyai dampak negatif yang merusak pada otak anak.

Bagi seorang ibu, kekerabatan emosional yang erat dengan bayi akan membantu perkembangan sistem otak anak dalam mengendalikan emosi, pikiran, organisasi dan perencanaan, dan meningkatkan perkembangan reseptor kortisol di otaknya, yang berfungsi sebagai pertahanan menghadapi tekanan stres. Ketika koneksi emosional terputus, perkembangan sistem ini akan berkurang drastis.

Anak-anak yang tumbuh dengan orangtua yang tak hadir secara emosional (yang berasal dari depresi misalnya), akan melihat bahwa merekalah yang memainkan tugas sebagai pelindung dan penghibur dalam kehidupan orangtuanya. Mereka akan merasa bersalah ketika mereka dalam situasi senang sementara orangtuanya tidak, dan karenanya akan terus berusaha menebusnya.




Jika kehidupan Anda menyerupai ini, perasaan kesedihan atau kebahagiaan mungkin tampak ekstrim dan beresiko. Anda mungkin juga cenderung percaya bahwa kebutuhan orang lain lebih penting daripada kebutuhan Anda sendiri. Anda merasa harus selalu bersikap cerdik balig cukup akal dan tidak sanggup mempercayai orang lain.

Yang harus mulai Anda lakukan ialah Anda harus mendapatkan kenyataan bahwa Anda kini sudah cerdik balig cukup akal dan mulai mempertanyakan cara Anda berperilaku ketika ini. Singkirkan rasa bersalah yang Anda rasakan ketika orang lain disekitar Anda tidak bahagia.

Pada ketika Anda memahami bahwa Anda tidak harus selalu bertanggung jawab atas perasaan orang lain, Anda akan memulai satu potongan gres dalam kehidupan Anda dimana akan ada ruang untuk pengalaman gres yang Anda dan orangtua inginkan dan alami.

Memperbaiki pengalaman masa kecil dengan menjadi orangtua


Kasus-kasus yang kita bahas mungkin tampak terlalu ekstrim, dan memang cara asuh tersebut tak biasa. Saat ini para orangtua telah makin sadar wacana cara membesarkan anak yang senang dan sehat, dan mungkin orangtua Anda juga membesarkan Anda dengan cara yang baik sehingga Andapun tahu cara membesarkan bawah umur Anda.

Tapi kalau Anda merasa bahwa Anda tumbuh bersama orangtua yang merusak mental Anda, pahamilah bahwa Anda sanggup mengubah masa kini dan masa depan, namun Anda tidak sanggup mengubah masa lalu.

Jika Anda gres menjadi orangtua, ambillah pengalaman dan kesempatan ini untuk berubah dan ciptakan keluarga yang benar-benar berbeda. Jagalah perasaan dan sikap Anda untuk memastikan bawah umur Anda tidak menderita menyerupai Anda, dan jadikanlah pengalaman suram masa kecil Anda sebagai pelajaran berharga untuk mendidik bawah umur Anda dengan benar.
Sumber https://www.tipsiana.com

5 Tipe Cara Bimbing Orangtua Yang Merusak Mental Anak Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Admin

0 komentar:

Posting Komentar